Mekatekno
Jumat, 25 Juni 2021
Rabu, 07 Maret 2018
Cara menggunakan dan membaca mulimeter analog
Dasar multimeter elektronik analog dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian utama yaitu jaringan pengukuran, rangkaian penguat dan penggerak meter analog (seperti jenis PM-MC). Dalam kasus pengukuran arus dan tegangan jaringan kerja berupa pembagi tegangan yang membatasi tegangan yang diberikan pada penguat terutama berkaitan dengan pengaturan cakupan instrumen.
Multimeter elektronik fungsi tegangan DC
Voltmeter elektronik menggunakan penggerak meter analog yang dikendalikan oleh suatu rangkaian elektronik seimbang seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini,
Rangkaian penguat beda terdiri transistor
Q2 dan Q1 membentuk rangkaian jembatan seimbang, untuk keseimbangan ini
dilengkapi dengan R variabel serta dilengkapi Q3 menggantikan RE dengan kelebihan
kemampuan mencapai CMRR (Common Mode Rjection Ratio) yang tinggi. Penguat depan
menggunakan JFET Q1 dalam konfigurasi rangkaian source follower berfungsi
sebagai transformasi impedansi antara masukan dan base dari transistor Q2
sumber arus konstan. Kelebihan penguat depan FET kemampuannya dalam mencapai
impedansi masukan yang tinggi.
Bila tegangan tidak diketahui Vs nol, I2 =
I3, VE2 = VE, sehingga tidak ada arus mengalir pada penggerak meter sehingga Im
= 0. Pada kondisi ini tegangan bias Q3 mendapat bias dan bias transistor Q2
merupakan fungsi dari beda tegangan pada Rs. Bila masukan diberi tegangan
positip Vs, bias pada Q2 bertambah sehingga VE2 bertambah sehingga tegangan VE2
lebih besar dari pada VE3 dan mengalir arus Im sehingga jarum menyimpang
sebanding dengan besarnya Vs. Pada fungsi
pengukuran tegangan AC menggunakan
attenuator kompensasi karena attenuator menggunakan resitor presisi kebanyakan
berupa sejenis wire – wound. Resistor yang demikian memiliki induktansi yang
signifikan, pengaruh induktansi di seimbangkan dengan pemasangan kapasitor
paralel.
Multimeter
Elektronik Fungsi Tegangan AC Rangkaian dasar voltmeter elektronik seperti di
atas hanya digunakan untuk tegangan DC. Untuk memenuhi kebutuhan pengukuran
tegangan AC beberapa bagian harus ditambahkan pengubah tegangan AC ke DC.
Rangkaian penyearah ditunjukkan pada gambar
2-32. Menggunakan rangkaian Op-Amp sebagai penyearah presisi. Karakteristik non
linier dari dioda PN-junction D1 dan D2 dalam arah maju memberi umpan balik
negatip. Low pass filter mengeluarkan pulsa DC diumpankan ke rangkaian analog
penyeimbang atau Voltmeter ke digital. Kebanyakan voltmeter AC dikalibrasi
dalam rms, ini tidak akan terbaca harga rms sebenarnya, tanpa sinyal masukan
berbentuk gelombang sinus murni.
Cara
Mengukur Tegangan menggunakan Multimeter analog
A. Tegangan DC
1. Atur knob pemilih cakupan
pada cakupan yang tepat.
2. Gunakan colok hitam pada
tegangan negatip dari rangkaian yang diukur dan colok merah pada tegangan
positif
3. Baca gerakan penunjuk tegangan
dan skala DCV A.
4. Bila penunjukan kecil tak
terbaca, cek kembali apakah rangkaian sudah benar.
5. Bila rangkaian sudah yakin
benar, pindahkan pelan-pelan knob pemilih cakupan hingga penunjuk berada pada
posisi yang mudah dibaca.
B. Tegangan AC
1. Pindahkan knob pemilih
cakupan pada cakupan AC V yang tepat
2. Pasangkan colok meter
pada rangkaian yang diukur secara paralel.
3. Baca gerakan jarum penunjuk dengan skala V dan A (gunakan batas
ukur 250 V AC pada pengukuran sumber tegangan AC dari PLN).
4. Karena instrumen ini bekerja pada sistem nilai pengukuran rangkaian
tegangan AC gelombang sinus, maka bila Posisi VAC digunakan pada bentuk gelombang
AC lainnya mungkin terjadi kesalahan.
5. Baca hasil pengukuran
dibaca pada skala AC V
Rabu, 31 Januari 2018
Polikarbonat
Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer
termoplastik, mudah dibentuk dengan menggunakan panas.
Plastik jenis ini digunakan secara luas dalam industri kimia saat ini. Plastik ini memiliki banyak
keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan dengan plastik jenis lain,
tahan terhadap benturan, dan sangat bening. Dalam identifikasi
plastik, polikarbonat berada pada nomor 7.
Polikarbonat disebut demikian
karena plastik ini terdiri dari polimer dengan
gugus karbonat (-O-(C=O)-O-) dalam rantai
molekuler yang
panjang. Tipe polikarbonat yang paling umum adalahbisfenol
A (BPA). Polikarbonat
adalah material yang tahan lama dan dapat dilaminasi menjadi kaca
anti peluru. Meski memiliki ketahanan yang tinggi terhadap benturan,
namun polikarbonat cukup mudah tergores sehingga dibutuhkan pelapisan keras (hard
coating) untuk membuat lensa kaca mata dan eksterior otomotif
menggunakan polikarbonat dan material optis lainnya karena polikarbonat sangat
bening dan memiliki kemampuan mentransmisikan cahaya yang
sangat baik dibandingkan dengan jenis kaca lainnya. Sifat polikarbonat mirip
dengan polimetil metakrilat(akrilik),
namun polikarbonat lebih kuat dan dapat digunakan pada suhu tinggi, meski lebih
mahal.
Polikarbonat akan mengalami transisi
gelas pada temperatur
150 oC sehingga
polikarbonat akan menjadi lembek secara bertahap di atas temperatur ini, dan
mulai mencair pada temperatur 300oC.
Sintesis
Polikarbonat
dapat dibuat dengan menggunakan bisfenol
A dan fosgen (karbonil
diklorida, COCl2). Langkah awal dalam sintesis polikarbonat adalah
dengan melakukan deprotonisasi bisfenol
A dengan natrium hidroksida sehingga
terbentuk air. Reaksinya adalah sebagai berikut:
(CH3)2-C-(C6H6)2-(OH)2
+ 2 NaOH ---> (CH3)2-C-(C6H6)2-O2-
+ 2 Na+ + 2 H2O
Molekul oksigen pada bisfenol yang
terdeprotonisasi bereaksi dengan fosgen melalui adisi karbonil dan menghasilkan ion Cl-. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
(CH3)2-C-(C6H6)2-O2-
+ Cl-(C=O)-Cl ---> (CH3)2-C-(C6H6)2-(O-(C=O)-Cl)(O-)
+ Cl-
Lalu
gugus kloroformat (O-(C=O)-Cl)
yang terbentuk menempel pada gugus bisfenol yang lainnya sehingga rantai
panjang polikarbonat terbentuk dan meninggalkan ion Cl-.
Aplikasi
Polikarbonat
menjadi material pembentuk alat-alat rumah tangga yang umum, sama halnya
seperti di industri dan laboratorium, terutama dalam aplikasi yang berhubungan
dengan kemampuan material ini, yaitu ketahanan terhadap benturan keras, ketahan
terhadpa temperatur, dan sifat optisnya.
Metode
transformasi pada resin polikarbonat yang utama diantaranya:
§ ekstrusi menjadi tube, batang, dan bentuk
lainnya
§ ekstrusi dengan menggunakan silinder
menjadi lebaran dengan ketebalan di bawah 1 mm hingga 15 mm yang bisa digunakan
secara langsung atau dibuat menjadi bentuk lain menggunakanthermoforming atau teknik fabrikasi
sekunder seperti pembengkokan, pengeboran, penggulungan, pemotongan dengan
laser, dan sebagainya
Aplikasi
berupa lembaran diantaranya:
§ Papan iklan
§ Banguan: atap, pelapis
dinding, dan sebagainya
§ Industri: badan mesin,
panel instrumen, pelindung, dan sebagainya
Aplikasi
hasil injeksi diantaranya:
§ Botol minum, gelas minum
§ Peralatan laboratorium
§ Lensa penerangan, lensa kaca
mata, lensa pengaman, lensa lampu otomotif, dan sebagainya
Untuk
aplikasi yang mengakibatkan tereksposnya material oleh sinar UV atau cuaca,
perlakuan khusus terhadap permukaan diperlukan, misalnya pelapisan (untuk mencegah abrasi), koekstrusiatau
yang lainnya.
Beberapa
jenis polikarbonat digunakan dalam aplikasi medis karena polikarbonat aman
dipanaskan pada temperatur 120 oC di mana temperatur tersebut
berguna untuk mensterilkan peralatan
medis.
Nama
dagang lain dari polikarbonat diantaranya:
§ Calibre dari Dow
Chemicals
§ Lupilon dari Mitsubishi Engineering-Plastics Corp.
§ Lexan dari
SABIC Innovative Plastics (sebelumnya bernama General Electric Plastic)
§ Makrolife dari Arlaplast
§ Makrolon dari Bayer
§ Panlite dari Teijin Chemical
Limited
§ Tarflon dari Idemitsu Kosan Co.Ltd.
Kompatibilitas terhadap bahan kimia menunjukkan kemungkinan
terjadinya reaksi antara polikarbonat dengan bahan kimia sehingga dapat menjadi
pertimbangan mengenai bahan pembersih jenis apa yang dapat digunakan. Alkohol adalah salah satu bahan yang
direkomendasikan untuk membersihkan peralatan polikarbonat, terutama
membersihkan dari endapan minyak dan kotoran. Terkadang, larutan boraks dalam air juga digunakan.
Kompatibilitas
dengan beberapa bahan kimia
|
||
Akan
merusak polikarbonat
|
Membutuhkan
perhatian khusus
|
Aman
terhadap
|
§
Aseton
§
Amonia
§
Benzena
§
Brom
§
Iodium
§
Metanol
§
Stirena
§
Toluena
§
Xilena
|
§
Bensin
§
Gliserin
|
§
Butana
§
Merkuri
§
Metana
§
Oksigen
§
Ozon
§
Sulfur
§
Urea
§
Alum
§
Klorin
|
Pemaparan
polikarbonat dengan air pada temperatur di atas 60 oC
menyebabkan degradasi dapat terjadi. Penggunaan alkali pemutih atau pembersih
dapat melepaskan monomer bisfenol A, yang diketahui sebagai perusak endokrin.
Langganan:
Postingan (Atom)